“Gaji guru barusan cair 600.000 sebulan.”
Bukan jumlahnya yang bikin saya sedih justru keinginan saya untuk mendapat gaji banyak yang membuat saya sedih.
Saya takut ketika saya jadi ASN, P3K, Guru sertifikasi tidak dibarengi dengan kualitas diri saya.
Gaji berubah tapi metode , cara mengajar serta pemahaman saya dalam mengajar tidak berubah.
“Barangkali kita bisa bilang mungkin kalau gaji saya tidak 600.000, nanti kalau saya sudah sertifikasi saya akan belajar, saya akan berubah.”
“Berapa banyak orang yang sudah berjanji seperti itu tapi gagal menerapkannya?”
Karna memang dasarnya kita lebih sibuk kalkulasi dari pada mencoba untuk sadar diri.
Jangan- jangan saya memang pantas digaji sekian dengan cara mengajar, dengan kualitas saya, dengan pemahaman saya.
Jadi guru tentunya kita harus siap untuk belajar setiap saat, siap untuk berbenah dan siap untuk memperbaiki kualitas diri.
Karena…….
Tidak semua guru dicap atau diberi label baik oleh muridnya.
Tidak semua guru diapresiasi oleh orang tua dan muridnya.
Tidak semua guru mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi hidupnya, bahkan harus kerja extra tanpa mendapat tambahan tunjangan.
Tidak semua guru bisa beradaptasi dengan teknologi secara cepat karna keterbatasan jaringan internet dan listrik dll.
Guru yang hebat adalah guru yang mampu berbenah, berusaha memaksimalkan kemampuannya dengan keterbatasan yang ada.
Karna menjadi guru harus siap patah hati berkali kali. Agar tidak putus asa untuk belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mencerdaskan calon penerus bangsa.
“Kehebatan seorang guru bukan apa yang mereka miliki tapi apa yang mereka berikan.” (nna)
Posting Komentar