Virus Corona menjadi momok menakutkan
bagi banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia, karena penyebarannya
yang sangat cepat. Korona atau lebih dikenal dengan COVID-19 merupakan keluarga
besar virus dengan gejala yang menyerupai pilek, batuk, demam dan gangguan
tenggorokan.
Menurut salah satu sumber berita (CNN
Indonesia) pada Jumat, 03 April 2020 jumlah pasien positif terinfeksi di
Indonesia melonjak dengan signifikan. Ada penambahan 196 kasus yakni jumlah
kasus positif menjadi 1986, kata juru bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19,
Achmad Yurianto, dalam keterangan persnya di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (3/4).
Pemerintah secara berkala memberikan informasi perkembangan jumlah orang
terinfeksi, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Informasi lain langkah penanggulangan juga
terus disampaikan.
Dengan keadaan tersebut lantas
Pemerintah Pusat sudah menetapkan status darurat kesehatan akibat pandemik
Virus Corona. Begitupun dampak mewabahnya virus korona kini juga telah
dirasakan oleh dunia pendidikan. Menurut sumber berita yang lain bahwa PBB yang
membidangi Kependidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) bahwa wabah
virus Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan, hampir 300 juta siswa
terganggu kegiatan sekolahnya dan
terancam hak-hak pendidikan mereka di seluruh dunia.
Begitupun anak anak usia sekolah di
Indonesia juga ikut mengalami dampaknya. Sejak diumumkannya masa darurat
Corona, semua siswa dianjurkan untuk belajar dirumah. Yang paling dikhawatirkan
adalah efek jangka panjang sebab akan menghambat proses belajar dan tujuan
pendidikan nasional. Dengan adanya pandemik Corona ini, pemerintah melalui
Menteri Pendidikan , Nadiem Makarim,
perlu adanya langkah yang strategis dan tepat untuk mengatasinya.
Sejak diumumkanya masa darurat Corona,
sekitar 2 minggu lalu, sistem pembelajaran model konvensional secara serentak
beralih ke pembelajaran dengan model online secara masif. Dan itu merupakan sistem
pembelajaran yang paling tepat dan cocok. Pun ditawarkan oleh lembaga
pendidikan online gratis dan terjadwal
setiap harinya meskipun ada pengurangan jam belajarnya dan hampir setiap mata
pelajaran tersedia. Sementara pembelajaran online sendiri memerlukan tingkat motivasi
yang besar, ada umpan balik guru, dan pastinya menerima materi yang diajarkan.
Pemerintah melalui Dinas Pendidikan
dengan menerapkan sistem pembelajaran online merupakan solusi sangat baik, namun dengan berjalannya sistem
ini selama 2 minggu ada beberapa kendala yang harus segera dicarikan solusinya
yang tepat. Masalah yang timbul dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu :
yang pertama adalah sistem pembelajaran yang ada di kota atau maju dan dan yang
kedua adalah sistem pembelajaran online yang ada di daerah terpencil.
Masalah
yang harus segera ditangani oleh Dinas Pendidikan terkat sistem Pendidikan
Online Di Indonesiakarena pandemik Corona, Sumber untuk pembelajaran online meliputi; Ebuku, Jurnal, Video,
Forum Diskusi, Tanya jawab langsung dan sebagainya. Lalu bagaimana menyampaikan
sistem pembelajaran onlne? Sistem pembelajaran online dilakukan oleh lembaga
pembelajaran online melalui akses computer, ponsel atau tablet. Model penugasan
dapat berupa penugasan individual yakni metode penilaian untuk setiap tugas,
siswa akan menerima topik, kemudian diminta untuk menghasilkan argumen yang
terstruktur dan beralasan yang dibatasi oleh topik tersebut. Model selanjutnya
adalah model kegiatan diskusi, yaitu siswa meneliti topik dan memposting
tanggapan terhadap tugas.
Sistem pendidikan online di perkotaan
sedah lazim digunakan, dan yang menjadi persoalan adalah hanya banyaknya tugas
dan materi sehingga membuat siswa/
bahkan orang tua ikut ikutan stress. Hal ini pun sudah menjadi kritikan Salah
satu anggota DPRD Prov. DIY karena banyaknya tugas dan materi yang diberikan
oleh Guru. Namun apakah sama permasalahan tersebut atau terjadi terhadap
sekolah sekolah yang ada dipelosok? Segala persoalan Pendidikan daring yang ada
di daerah pelosok penjuru Indonesia akan mengalami permasalahan yag kompleks
dan apabila Wabah Corona tidak kunjung selesai.
Penulis sebagai guru di daerah pelosok
masih merasa kesulitan menerapkan sistem pembelajaran online, yang paling
krusial adalah sumber daya siswa yang kurang matang dalam memahami materi
materi yang diberikan, membutuhkan waktu yang lama dalam memberikan penjelasan
kepada siswa meskipun sudah dibuatkan grup belajar siswa. Materi hanya sampai
kepada siswa yang aktif dan siswa siswa yang masih perlu bimbingan konseling
diperlukan tambahan waktu untuk menguasai materi. Selain hal tersebut ada
beberapa siswa yang tidak mempunyai HP tentulah sistem online tidak bisa
dilaksanakan.
Negara sewajibnya hadir untuk mengatasi
masalah pendidikan, terutama adanya pandemikc Corona, karena sesuai Pasal 31
UUD 1945 Menyebutkan “ Setiap Warga Negara berhak mendapat dan mengitkuti
Pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Kita masih menunggu kiprah para kreatif
guru dan Negara Juga harus ikut mengatasi permasalahan ini. (Unt)
Posting Komentar